JAKARTA |Infomedia Nusantara – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kota Jakarta yang ke-497, PAPPRI DPC Jakarta Barat dengan sukses menyelenggarakan acara “Lomba Nyanyi Solo Lagu Betawi dan Pemilihan Abang None” pada 30 Juni 2024. Acara ini berlangsung meriah di Kantor Walikota Jakarta Barat, Gedung Aula Ali Sadikin, dengan kehadiran banyak artis penyanyi terkenal di Indonesia serta tamu-tamu kehormatan.
Ketua PAPPRI DPC Jakarta Barat, Ibu Emy Damayanti, bersama Pembina Ibu Heria Hasanah, Penasehat Bapak Haji Iping Rapingi dan Bang Ovo Basalamah, serta Ketua Panitia Natanael Rangga, berhasil menyusun acara yang menghibur dan penuh makna. Acara tersebut mendapat dukungan penuh dari Walikota Jakarta Barat dan tamu kehormatan Kamaruddin Simanjuntak, S.H., M.H., yang turut hadir memberikan semangat kepada para peserta.
Dalam sambutannya, Ibu Emy Damayanti menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam keberhasilan acara ini. “Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Walikota Jakarta Barat dan Bapak Kamaruddin Simanjuntak, S.H., M.H., atas dukungan penuh mereka terhadap acara ini. Tanpa dukungan dari mereka dan berbagai pihak lainnya, acara ini tidak akan berlangsung dengan sukses seperti sekarang,” ujar Ibu Emy Damayanti.
Acara ini menampilkan lomba nyanyi solo lagu Betawi yang diikuti oleh peserta dari berbagai usia, serta pemilihan Abang None yang menarik minat banyak kalangan. Para peserta lomba nyanyi solo berhasil membawakan lagu-lagu Betawi dengan sangat apik, sementara para peserta pemilihan Abang None menunjukkan penampilan dan wawasan mereka tentang budaya Betawi dan Kota Jakarta.
Keberhasilan acara ini juga tidak terlepas dari dukungan tamu-tamu kehormatan yang hadir, di antaranya perwakilan Walikota Jakarta Barat, owner dan dokter dari RS Bakti Asih, serta ketua-ketua PAPPRI dari Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan Jakarta Pusat. Kehadiran mereka menunjukkan semangat kebersamaan dan dukungan terhadap pelestarian budaya Betawi.
Artis-artis terkenal yang turut hadir dan memeriahkan acara antara lain Sandro Tobing, Mariantje Mantaou, Andrimanan (pesulap), Rani Pancarani, Rita Dinah Kandi, Machica Muhtar, Boy Tirayoh, Darty Manulang, Anissa Bahar, Dewinta Bahar, Vonny Sumlang, Darma Stone, Lee Voice, dan Azaz Kotela. Penampilan mereka yang memukau menambah kemeriahan acara dan memberikan hiburan berkualitas kepada para penonton.
Selain itu, Ibu Emy Damayanti juga memberikan apresiasi khusus kepada para tamu kehormatan yang telah meluangkan waktu untuk hadir dalam acara ini. “Terima kasih kepada semua tamu kehormatan yang hadir, terutama kepada Bapak Kamaruddin Simanjuntak, S.H., M.H., yang memberikan dukungan penuh kepada acara ini. Kehadiran beliau sangat berarti bagi kami dan memberikan semangat lebih kepada para peserta dan panitia ,” Saya sangat mengapresiasi dan mendukung pemuh acara ini,karna secara tidak langsung mengajak masyarakat untuk mencintai seni budaya Indonesia ,”tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Bapak Walikota Jakarta Barat dan Bapak Kamaruddin Simanjuntak, S.H., M.H., menyampaikan apresiasi penuh terhadap acara ini dan menegaskan komitmen mereka untuk terus mendukung kegiatan positif yang bertujuan melestarikan budaya Indonesia, khususnya budaya Betawi. “Kami sangat mendukung acara seperti ini yang melestarikan budaya Betawi dan memberikan ruang bagi generasi muda untuk berkreasi. Kami akan terus mendukung kegiatan positif yang serupa di masa mendatang,” ujar Bapak Walikota Jakarta Barat.
Acara ini juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi dan kebersamaan antar warga Jakarta Barat, serta memperkenalkan kekayaan budaya Betawi kepada generasi muda. Dengan terselenggaranya acara ini, PAPPRI DPC Jakarta Barat berharap dapat terus melestarikan dan mengembangkan budaya Betawi melalui kegiatan-kegiatan serupa di masa mendatang.
Diakhir acara Owner ( Dede nurhayati ) mengatakan,”Bakti Asih Grop mendukung semua kegiatan seni budaya betawi yang bisa bermanfaat bagi masyarakat dunia,selain kita pemerintah juga bertanggung jawab untuk membantu mendukung, melestarikan kalo perlu dapat lisensi dunia ,karna itu pemerintah harus turun tangan karna untuk saat ini seni budaya tradisional seperti kehabisan nafas apa lagi g punya biaya untuk bisa melestarikan karna saat ini tren masyarakat menuju kebarat baratan sehingga seni tradisional hampir tenggelam,’ tutupnya. (Ril/).